SUKU TOLAKI
Tolaki merupakan salah satu
kelompok etnis mayoritas di Sulawesi bagian selatan. Bahasa mereka disebut
Bahasa Tolaki, dan masyarakatnya juga dikenal dengan nama itu. Mereka tidak
menjadi bingung dengan Lolak di Sulawesi bagian utara. Tolaki terdiri atas
beberapa sub-kelompok, termasuk Bingkokak. Sedikit saja yang diketahui tentang
gaya hidup dan budaya mereka, tetapi diduga bahwa cara hidup mereka sangat
mirip dengan etnis tetangga mereka, Pancana dan Maronene.
To’olaki, Lolaki, Lalaki, Laki,
Kolaka, “Noie”, “Noihe”, “Nehina”, “Nohina”, “Nahina”, “Akido”, 281,000,
termasuk 230,000 Konawe, 50,000 Mekongga, 650 Asera, lebih sedikit dari 100
Wiwirano, 200 Laiwui (1991 D. Mead SIL). Sulawesi Tenggara, Kendari dan Kolaka.
Mekongga di Pegunungan Mekongga di pinggiran barat dekat Soroako. Austronesia,
Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Sulawesi Tengah, tengah
Barat, Bungku-Mori-Tolaki, Tolaki. Dialek: Wiwirano, Asera, Konawe (Kendari),
Mekongga (Bingkokak), Norio, Konio, Tamboki (Tambbuoki), Laiwui (Kioki).
Wiwirano memiliki 88% kemiripan bahasa dengan Asera, 84% dengan Konawe, 85%
dengan Mekongga, 81% dengan Laiwui, 78% dengan Waru, 70% dengan Rahambuu dan
Kodeoha, 54% dengan Mori dan Bungku. Mekongga memiliki 86% kemiripan dengan
Konawe, 80% dengan Laiwui. Tes kejelasan dibutuhkan dengan dialek yang tersusun
diatas, Mekongga, dan Waru. Nama-nama negatif tidak lagi dipergunakan. Wiwirano
hanya dituturkan oleh para ketua Kamus Tatabahasa.
Sulawesi merupakan sebuah pulau
dengan panjang garis pantai sekitar 3.500 mil, terdiri atas empat semenanjung
utama yang terpisahkan oleh teluk dalam, dengan dua semenanjung mengarah ke
selatan dan dua lainnya ke utara. Di bagian selatan pulau ini terdapat salah
satu gunung tertinggi, yaitu Gunung Lompobatang, sebuah gunung api pasif yang
mencapai ketinggian 9.419 kaki.
Meskipun beriklim tropis, daerah
ini dipengaruhi oleh ketinggian dan kedekatan dengan laut. Bagi orang Tolaki,
padi-padian yang tumbuh di ladang menjadi makanan pokok, tetapi mereka juga
menanam ubi jalar, tebu, aneka macam sayuran, tembakau, dan kopi. Rumah mereka
yang umumnya berbentuk rumah panggung tersebar diantara lahan-lahan yang telah
dibuka. Rumah-rumah tersebut umumnya terbuat dari daun nipa yang dianyam dan
memiliki atap yang tinggi. Perbedaan kelas sosial, dengan bangsawan atas,
bangsawan bawah serta masayarakat biasa, masih dipegang teguh oleh kebanyakan
komunitas di Sulawesi. Tiap kelas sosial biasanya memiliki cara bersikap mereka
sendiri, diantara berbagai macam budaya dan tradisi. Wilayah dibagi menjadi
desa, dan hak pemanfaatan lahan diatur oleh lembaga desa. Akan tetapi, lembaga
tersebut pada akhirnya memegang kepemilikan atas lahan.
Tradisi perkawinan etnis Tolaki
mensyaratkan pembayaran kepada keluarga Si gadis pada saat pertunangan dan
perkawinan. Nilai mahar tergantung pada tingkatan sosial dari Si pemuda.
Sebelum perkawinan, pemuda tersebut harus melayani dan menjalani masa percobaan
dengan calon mertuanya, dan persyaratan ini memperkuat tingkatan pertunangan
yang lebih tinggi. Dahulu, para budak dan turunan mereka tidak diperbolehkan
kawin satu sama lain, meskipun mereka bisa hidup bersama. Juga, perempuan
bangsawan tidak boleh menikah dengan orang jelata. Poligami (memiliki istri
lebih dari satu) umum terjadi antar bangsawan, tetapi sekarang tidak lagi
dilakukan. Islam merupakan agama dominan di Indonesia saat ini dan dijalankan
bagi kebanyakan penduduknya. Hindu, tersebar luas di nusantara sebelum abat
keempat, dan sekarang hanya tinggal dijalankan oleh sejumlah kecil penduduk, terutama
di Pulau Bali. Sekitar 13% dari total penduduk Indonesia beragama Kristen,
utamanya Protestan, dan banyak etnis China memeluk agama Buddhist-Taoist.
Animisme (kepercayaan akan benda-benda non-manusia memiliki roh) dianut oleh
suku-suku yang tinggal di daerah terpencil.
Islam telah dominan sejak tahun 1600-an, dan etnis Tolaki pada prakteknya merupakan Muslim Sunni . Akan tetapi, kepercayan tradisonal masih amat penting, terutama kepercayaan akan roh jahat. Hanya sekitar 1% masyarakat Tolaki beragama Kristen.
Islam telah dominan sejak tahun 1600-an, dan etnis Tolaki pada prakteknya merupakan Muslim Sunni . Akan tetapi, kepercayan tradisonal masih amat penting, terutama kepercayaan akan roh jahat. Hanya sekitar 1% masyarakat Tolaki beragama Kristen.
Jika ada kesalahan dari apa yang di tulis mohon di
maklumi, dan segera mengirimkan pesan atau komentar sehingga penulis akan
merubah, di utamakan yg lebih tau tentang suku tolaki, ya tentunya yang
menganut suku tolaki itu sendiri. Trims.
SEMOGA MEMBERIKAN MANFAAT,,,!!!
No comments:
Post a Comment