Sunday 1 March 2015

TENTANG SUKU MORONENE

SEJARAH SINGKAT SUKU MORONEN
Pada kesempatan kali ini penulis akan coba memaparkan sedikit mengenai suku moronene, langsung saja di ssimak.
Suku Moronene adalah suatu suku yang mendiami wilayah pada bagian ujung selatan Sulawesi Tenggara. Sebelum kata Moronene, digunakan Wonua Bombana/Wita Moronene, yaitu kerajaan Moronene seperti yang dituturkan dalam cerita sastra moronene. Didalam cerita legenda ini ceritakan bahwa kerajaan Moronene diperintah oleh seorang Raja yang bernama Tongki Pu’u Wonua. Tidak diketahui dari mana asalnya dan siapa orangnya, hanya dituturkan bahwa beliau adalah seorang keturunan Raja dari sebuah kerajaan.
Nama Moronene telah lazim digunakan untuk nama bahasa dan nama suku yang dahulunya terhimpun dalam satu wadah Kerajaan yaitu Kerajaan Moronene. Secara etimologis istilah Moronene berasal dari dua kata yaitu moro yang artinya sejenis, serupa, dan kata nene adalah nama tumbuhan resam batangnya dapat dibuat pengikat pagar, atap dan lain-lain. Lingkungan habitat yang terdiri dari pulau Kabaena dan ujung daratan Sulawesi Tenggara dengan topografi yang sebagian besar bergunung-gunung dan ditumbuhi hutan dan ilalang (lueno) berpengaruh terhadap sistem mata pencaharian penduduk. Karena sebelum ditemukannya emas pada tahun 2008 silam, masyarakat moronene selalu berladang dan bersawah pada daerah-daerah yang subur, sebagian penduduk hidup berburuh di padang (lueno) yang kaya akan rusa, anoa, dan kerbau hutan. System perkembangan ekonominya juga menerapkan system jual beli dengan pedagang di sekitar pantai pada saat itu, yang kemudian juga biasa di lakukan system barter seperti zaman belanda.
Persebaran suku moronene terus berkembang di sekitar daratan Sulawesi tenggara, misalnya kabaena yang pada saat itu masih mengatas namakan kabupaten butun, namun dengan perkembangan dan berbagai macam factor dan alas an sehingga kabaena kemudian masuk dalam daerah kabupaten bombana. System pemerintahan suku moronene masih menganut kerajaan, yang mana raja di sini sebagai penguasa terbesar di suku moronene, kalau sekarang bisa di bilang Bupati.
Di pulau kabaena tepatnya pada saat itu, bupati Atiku Rahman pernah mencoba mengeluarkan satu gagasan bahwa beliau akan mengangangkat dirinya sebagai raja, padahal persyaratan utama seorang raja untuk suku moronene paling tidak harus bersal dari keturunan tulen darah moronene. Tapai berbanding terbalik dengan hal itu, Bapak Atiku rahman merupakan seorang pria yang berdarah tulen Suku Bugis. Maka dari itu, seluruh masyarakat kabaena sangat menolak adanya gagasan tersebut, sehingga batalah keinginan beliau untuk menjadi seorang raja.


SEMOGA MENAMBAH WAWWASAN…!!!

2 comments:

  1. Maaf, mau tanya aja,, siapa nama Raja Moronene saat ini?

    ReplyDelete